EKSEKUSI !

Mimpi-mimpi dalam kertasmu hari ini adalah takdirmu di masa depan :)

Minggu, 11 November 2012

Guru adalah Pahlawan dengan Tanda Jasa


Sampai sekarang saya masih bingung, mengapa seorang guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa? Padahal menurut saya, guru justru adalah pahlawan dengan tanda jasa paling tinggi, paling banyak dan paling nyata.
Pernyataan saya tersebut, mungkin akan mengundang banyak perdebatan. Para pendebat pasti mengandalkan barisan argumen berisi realita kehidupan seorang guru. Ya, para pendebat itu datang dan melihat dari sudut pandang kehidupan. Saya pun sama, melihatnyadari segi kehidupan. Namun, apa yang saya lihat berbeda. Saya menemukan realita yang mungkin tak banyak orang memahaminya. Dan saya yakin bahwa hanya seorang guru itu sendirilah yang akan memahami apa yang saya maksud secara utuh.

Berbicara tentang tanda jasa, menurut Anda hal apa sajakah yang bisa dijadikan sebagai tanda jasa? Saya rasa jawaban yang akan banyak muncul adalah benda-benda seperti lencana ataupun piagam. Adapula yang akan menjawab benda abstrak seperti gelar. Dan satu lagi, pasti ada yang menjawab bentuk dukungan finansial misalnya santunan. Nah, jika dilihat dari hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya memang dapat disimpulkan pernyataan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa itu mutlak kebenarannya. Namun, adakah bentuk tanda jasa yang belum disebutkan?
Tanda jasa menurut saya, bukan hanya bentuk pengakuan resmi seperti yang menjadi paradigma masyarakat umumnya. Menurut saya, tanda jasa adalah berbentuk penghormatan komponen kehidupan pada para pengabdi yang terlibat di dalamnya. Singkatnya, tanda jasa sebenarnya adalah bentuk penghormatan.
Jika dilihat dari kata-kata tersebut, maka cukup terpenuhilah argumentasi yang mendukung pernyataan saya. Bagaimana tidak, seorang guru adalah figure yang mendapat posisi terhormat baik dari segi social maupun dari segi agama. Kedua komponen kehidupan itu mewajibkan tiap manusia lainnya menghormati dan mengikuti perilaku seorang guru selama dianggap baik dan benar. Hal tersebut sesuai dengan definisi yang memasyarakat mengenai guru yaitu orang yang digugu (dituruti) dan ditiru.
Bentuk penghormatan apa sajakah yang didapat oleh seorang guru? Tentunya bukan penghormatan tangan ala upacara apalagi penghormatan senjata ala militer. Seorang guru dihormati secara sempurna dalam masyarakat lebih dari itu semua.
Bayangkanlah ilustrasi di bawah ini:
Tiap pagi, di gerbang sekolah belasan anak berkumpul menunggumu. Saat melihatmu datang, mereka bergegas mengelilingimu.
“Assalamu’alaikum, Ibu guru!”
“Selamat pagi, Pak guru!”
Tangan-tangan kecil itu berebut meraih tanganmu untuk dicium dan dipegang. Hal ini bisa berulang berkali-kali tiap harinya, bukan hanya disekolah, tapi juga diberbagai kesempatan disepanjang kehidupanmu. Tidak hanya selama kau aktif sebagai pengajar, tapi juga selama kamu masih hidup. Namamu akan terus diingat sepanjang perjalanan kehidupan anak-anak didikmu. Dan sepanjang mereka hidup, maka akan terus ada yang memanggilmu  dan mengakuimu sebagai guru mereka, sebagai orang yang berjasa dalam kehidupan mereka.


Bukankan itu semua adalah bentuk penghormatan? Penghormatan sejati dan penghormatan tertinggi. Penghormatan tersebut bahkan bukan hanya datang dari anak didik guru tersebut, tetapi juga dari orang tua siswa dan masyarakat umum. 
 
Tidak berhenti sampai disitu, ada nilai-nilai lain yang akan didapatka oleh seorang pengabdi seperti guru dari kehidupan. Tidak melulu penghormatan yang terlihat dari manusia lainnya, tetapi juga penghormatan alamiah dari kehidupan. Bentuk penghargaan itu adalah kepuasan untuk memberi serta kebahagiaan dalam keberkahan dalam kehidupan. Bukankah nilai-nilai tersebut lebih penting dari lencana-lencana, piagam-piagam, gelar-gelar dan pengakuan lainnya yang kadang menimbulkan konflik kepentingan dalam pemberiannya?
Oleh karena itu, berbanggalah Anda yang bisa menjadi seorang guru. Bukan hanya barisan guru sebagai profesi, tetapi juga para pengabdi yang mendedikasikan diri untuk berbagi, membantu dan membimbing orang lain menuju arah lebih baik. Maka berbahagialah tiap orang yang bisa menjadi guru-guru bagi kehidupan. Siapkan tangan Anda, mata Anda dan hati Anda untuk menerima luapan penghargaan dari kami semua bagian dari kehidupan Anda.


8 komentar:

  1. wuih betul juga, pasti penulisnya pengen jadi gur nih, :)


    hilangin capcha komentarnya dong neng,supaya orang mudah berkomentar di blog ini, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. :)
      sempet kuliah di fakultas keguruan tapi pindah ke PTK :D
      cuma keinginan buat jadi guru tetep ada..
      semoga bisa tetep mengedukasi walaupun bukan sebagai barisan guru sebagai profesi :)


      terima kasih A, masukannya :D
      maklum baru mulai ngeblog jd blm pada di setting
      mohon bimbingannya dari yg lebih senior :D

      Hapus
  2. Wuih, aamiin neng, memang ada kbanggaan trsendiri kalo jadi guru, law saya cuman sampai jadi asdos sekali je. . . Sudah wisuda ta? Mash muda gitu, Mantap

    jiah, saya jga mash belajar neng, saling berbagi aja, keep posting neng

    BalasHapus
    Balasan
    1. asdos juga guru kan :) berminat jadi dosen?
      jurusan apa?

      iya Alhamdulillah wisuda D1 :)

      keep posting!

      Hapus
    2. Jiah, saya berminat bisnis neng, saya tidak brbakat dlam hal ngajar, . . . Saya jurusan sistem informasi

      mantap, pdhal kyak mash remaja belasan gitu, ,

      Hapus
    3. kan ga perlu jadi guru mas :) yg penting jadi guru kehidupan alias berbagi dalam hal apapun mas, semoga jadi pengusaha yg bisa menjadi guru buat para karyawan dan staf :)

      -_- emang masih belasan kali mas, 19 aja belum :D

      Hapus
    4. aamiin, semoga eneng juga jadi guru, yang tiap pagi disalamami oleh muridnya, "assalamualaikum, pagi bu guru :)"

      jiah masih muda, beda 1 tahun dgn ane,

      semangat neng, semangat, wk

      Hapus
    5. :D aamiin

      iya saya masih muda, senior!
      haha

      Hapus